Halaman

welcome to my world.,.,
disini saya akan menyediakan semua software, game dan trick" dalam segala hal.,
untuk selebihnya monggo di klik klik wae.,!
:D

Senin, 12 November 2012

makalah akhlak,etika dan moral



BAB I
PENDAHULUAN
Islam merupakan agama yang santun karena dalam islam sangat menjungjung tinggi pentingnya etika,moral dan akhlak. Akhlak adalah hal terpenting dalam kehidupan manusia karena akhlak mencakup segala pengertian tingkah laku,ta’biat,perangkai karakter manusia yang baik maupun yang buruk dalam hubungannya dengan khaliq atau dengan sesama makhluk. Rasullullah bersabda,” Sesungguhnya hamba yang paling dicintai Allah ialah yang paling baik akhlaknya”.
Pada makalah ini kami akan memaparkan pengertian secara umum tentang etika,moral dan akhlak.Namun sebelum kamimemaparkan persoalan ini, kami akan menjelaskan terlebih dahulu mengenai latar belakang dan tujuan pembuatan makalah ini.
1. Latar Belakang Pembuatan Makalah
            Makalah ini kami buat untuk bahan pembelajaran khususnya untuk kami dan umumnya bagi pembaca.
2. Tujuan Pembuatan Makalah
            Di dalam makalah ini diharapkan baik penyusun maupun pembaca dapat lebih memahami dan menerapkan perihal etika,moral dan akhlak dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga baik penyusun maupun pembaca dapat menjadi contoh yang baik bagi lingkungannya.





BAB II
PEMBAHASAN

A. Etika
Menurut Prof. Dr. Ahmad Amin, Etika yang berasal dari bahasa Yunani “Ethos”, yaitu segala perbuatan yang timbul dari orang yang melakukan sesuatu dengan ikhtiar dan sengaja, dan pada waktu melakukannya ia mengetahui apa yang ia perbuat.
Sedangkan Menurut Abudin nata, etika adalah ilmu yang menjelaskan baik dan buruk dan menerangkan apa yang seharusnya dilakukan manusia,  menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia di dalam perbuatan mereka dan  menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang seharusnya diperbuat.
Dari definisi etika tersebut diatas, dapat segera diketahui bahwa etika berhubungan dengan dua hal sebagai berikut :
1.         Dilihat dari segi sumbernya, etika bersumber pada akal pikiran atau filsafat. Sebagai hasil pemikiran, maka etika tidak bersifat mutlak, absolute dan tidak pula universal. Ia terbatas,dapat berubah, memiliki kekurangan, kelebihan dan sebagainya.

2.         Dilihat dari segi fungsinya, etika berfungsi sebagai penilai, penentu dan penetap terhadap sesuatu perbuatan yang dilakukan oleh manusia, yaitu apakah perbuatan tersebut akan dinilai baik, buruk, mulia, terhormat, hina dan sebagainya. Dengan demikian etika lebih berperan sebagai konseptor terhadap sejumlah perilaku yang dilaksanakan oleh manusia.








B. Moral
Secara etimologi moral berasal dari bahasa latin, mores yaitu jamak dari kata mos berarti adat kebiasaan.
Abuddin Nata megatakan bahwa moral merupakan suatu istilah yang digunakan untuk menentukan batas-batas dari sifat, perangai, kehendak, pendapat, atau perbuatan yang secara layak dapat dikatakan benar, salah baik atau buruk.
Dapat dipahami bahwa moral merupakan standar atau batasan terhadap aktivitas yang dilakukan seorang manusia dengan nilai baik, buruk atau benar, salah. sehingga dalam kehidupan sehari-hari dapat ditemui jika seseorang dikatakan bermoral, maka yang dimaksud adalah bahwa orang itu tingkah lakunya baik, dan sesuai dengan tuntutan agama. Sebaliknya, jika seseorang dikatakan tidak bermoral maka yang dimaksud adalah orang tersebut bertingkah laku yang tidak baik (buruk) dan bertengan dengan ajaran agama.

*    Hubungan Antara Etika dan Moral
Ada beberapa persamaan antara etika, moral dan susila sebagai berikut:
1.         Etika dan moral mengacu kepada ajaran atau gambaran tentang perbuatan, tingkah laku, sifat, dan perangkai yang baik.
2.         Etika dan moral merupakan prinsip atau aturan hidup manusia untuk menakar martabat dan harakat kemanusiaannya. Sebaliknya semakin rendah kualitas etika, moral dan susila seseorang atau sekelompok orang, maka semakin rendah pula kualitas kemanusiaannya.
3.         Etika dan moral seseorang atau sekelompok orang tidak semata-mata merupakan faktor keturunan yang bersifat tetap, stastis, dan konstan, tetapi merupakan potensi positif yang dimiliki setiap orang. Untuk pengembangan potensi positif tersebut diperlukan pendidikan, pembiasaan, dan keteladanan, serta dukungan lingkungan, mulai dari lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat secara terus menerus, berkesinambungan, dengan tingkat konsistensi yang tinggi.



4.         Persamaan keduanya terletak pada fungsi dan peran, yaitu menentukan hukum atau nilai dari suatu perbuatan manusia untuk ditetapkan baik atau buruk.
Secara rinci persamaan tersebut terdapat dalam tiga hal:
   * Objek: yaitu perbuatan manusia
  * Ukuran: yaitu baik dan buruk
  * Tujuan: membentuk kepribadian manusia

            Selain ada persamaan antara etika dan moral sebagaimana diuraikan di atas terdapat pula beberapa segi perbedaan yang menjadi ciri khas masing-masing dari keempat istilah tersebut. Berikut ini adalah uraian mengenai segi-segi perbedaan yang dimaksud:
·         Sumber atau acuan:
- Etika sumber acuannya adalah akal
- Moral sumbernya norma atau adat istiadat

  • Sifat Pemikiran:
      - Etika bersifat teoritis
      - Moral bersifat praktis
·            Pandangan mengenai tingkah laku:
        - Etika memandang tingka laku manusia secara umum
        - Moral dan susila  memandang tingkah laku manusia secara lokal atau khusus







C.Akhlak
Menurut Abuddin Nata, akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan mendalam dan tanpa pemikiran, namun perbuatan itu telah mendarah daging dan melekat dalam jiwa, sehingga saat melakukan perbuatan tidak lagi memerlukan pertimbangan dan pemikiran.
Menurut Rahmat Djatnika, bahwa pengertian akhlak dapat dibedakan menjadi dua macam, di antaranya menurut etimologi kata akhlak berasal dari bahasa Arab (ا خلا ق) bentuk jamak dari mufrodnya khuluq (خلق), yang berarti budi pekerti. Sinonimnya adalah etika dan moral. Etika berasal dari bahasa Latin, etos yang berarti kebiasaan. Moral berasal dari bahasa Latin juga, mores yang juga berarti kebiasaan. Sedangkan menurut terminolog, kata budi pekerti terdiri dari kata “budi” dan “pekerti”. Budi adalah yang ada pada manusia, yang berhubungan dengan kesadaran, yang didorong oleh pemikiran, rasio yang disebut karakter. Pekerti adalah apa yang terlihat pada manusia, karena didorong oleh perasaan hati yang disebut dengan behaviour. Jadi, budi pekerti merupakan perpaduan dari hasil rasio dan rasa yang bermanifestasi pada karsa dan tingkah laku manusia.
  Perkembangan ilmu akhlak
1.    Sejarah Akhlak pada Fase Yunani
           Perkembangan ilmu akhlak pada bangsa Yunani baru terjadi setelah munculnya apa yang disebut Sophisticians, yaitu orang-orang yang bijaksana (500-450 SM). Sedangkan sebelum itu di kalangan bangsa Yunani tidak dijumpai pembicaraan mengenai akhlak, karena pada masa itu perhatian mereka tercurah pada penyelidikannya mengenai alam.
           Dasar yang digunakan para pemikir Yunani dalam membangun Ilmu akhlak adalah pemikiran filsafat tentang manusia. Ini menunjukkan bahwa ilmu akhlak yang mereka bangun lebih bersifat filosofis, yaitu filsafat yang bertumpu pada kajian secara mendalam terhadap potensi kejiwaan yang terdapat dalam diri manusia atau bersifat antropo-sentris, dan mengesankan bahwa masalah akhlak adalah sesuatu yang fitri, yang akan ada dengan adanya manusia sendiri, dan hasil yang didapatnya adalah ilmu akhlak yang berdasar pada logika murni.
        Pandangan dan pemikiran filsafat yang dikemukakan para filosof Yunani itu secara redaksional berbeda-beda, tetapi substansi dan tujuannya sama, yaitu menyiapkan angkatan muda bangsa Yunani, agar menjadi nasionalis yang baik, merdeka, dan mengetahui kewajiban mereka terhadap tanah airnya.

2.    Sejarah Akhlak pada Bangsa Romawi (Abad pertengahan)
 Kehidupan masyarakat Eropa di abad pertengahan dikuasai oleh gereja. Pada waktu itu gereja berusaha memerangi filsafat Yunani serta menentang penyiaran ilmu dan kebudayaan kuno. Gereja berkeyakinan bahwa kenyataan “hakikat” telah diterima dari wahyu. Apa yang  telah diperintahkan oleh wahyu tentu benar adanya. Oleh kerana itu tidak ada artinya lagi penggunaan akal dan pikiran untuk kegiatan penelitian. Mempergunakan filsafat boleh saja asalkan tidak bertentangan dengan doktrin uang dikeluarkan oleh gereja, atau memiliki perasaan dan menguatkan pendapat gereja. Diluar ketentuan seperti itu penggunaan filsafat tidak diperkenankan.
 Namun demikian sebagai dari kalangan gereja ada yang mempergunakan pemikiran Plato, Aristoteles dan Stoics untuk memperkuat ajaran gereja, dan mencocokkannya dengan akal. Filsafat yang menentang Agama Nashrani dibuang jauh-jauh.
 Dengan demikian ajaran  akhlak yang lahir di Eropa pada abad pertengahan itu adalah ajaran akhlak yang dibangun dari perpaduan antara ajaran Yunani dan ajaran Nashrani. Diantara merka yang termasyhur ialah Abelard, sorang ahli filsafat Perancis (1079-1142) dan Thomas Aquinas, seorang ahli filsafat Agama berkebangsaan Italia (1226-1274).
 Corak ajaran akhlak yang sifatnya perpaduan antara pemikiran filsafat Yunani dan ajaran agama itu, nantinya akan dapat pula dijumpai dalam ajaran akhlak yang terdapat dalam Islam sebagaimana terlihat pada pemikiran aklhlak yang dikemukakan kaum Muktazilah

3.    Akhlak Periode Abad Modern
Pada abad pertengahan ke-15 mulailah ahli-ahli pengetahuan menghidup suburkan filsafat Yunani kuno. Itali juga kemudian berkembang di seluruh Eropa. Kehidupan mereka yang semula terikat pada dogma kristiani, khayal dan mitos mulai digeser dengan memberikan peran yang lebih besar kepada kemampuan akal pikiran.
Di antara masalah yang mereka kritik dan dilakukan pembaharuan adalah masalah akhlak.  Akhlak yang mereka bangun didasarkan pada penyelidikan menurut kenyataan empiric dan tidak mengikuti gambaran-gambaran khayalan, dan hendak melahirkan kekuatan yang ada pada manusia, dihubungkan dengan praktek hidup di dunia ini. Pandangan baru ini menghasilkan perubahan dalam menilai keutamaan-keutamaan kedermawanan umpamanya tidak mempunyai lagi nilai yang tinggi sebagaimana pada abad-abad pertengahan, dan keadilan social menjadi di perolehnya pada masa yang lampau. Selanjutnya pandangan akhlak mereka diarahkan pada perbaikan yang bertujuan agar mereka menjadi anggota masyarakat yang mandiri.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

            Etika lebih merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan upaya menentukan perbuatan yang dilakukan manusia untuk dikatan baik atau buruk. Perbuatan baik atau buruk dapat dikelompokkan kepada pemikiran etika, karena berasal dari hasil berfikir. Dengan kata lain etika adalah aturan atau pola tingkah laku yang dihasilkan oleh akal manusia.
            Sedangkan moral meski sering digunakan juga untuk menyebut akhlak atau etika tetapi tekanannya pada sikap seseorang terhadap nilai baik-buruk, sehingga moral sering dihubungkan dengan kesusilaan atau perilaku susila. Jika etika masih ada dalam tataran konsep maka moral sudah ada pada tataran terapan.
                Akhlak merupakan dari bahasa arab, yaitu khuluk (budi pekerti). Dan dari istilah, ialah sebagai ilmu, yaitu yang mempelajari perbuatan baik yang harus selalu dilaksanakan dan perbuatan buruk yang harus ditinggalkan, baik terhadap Allah maupun sesama makhluk

0 komentar:

Posting Komentar