BAB I
PENDAHULUAN
Islam
merupakan agama yang santun karena dalam islam sangat menjungjung tinggi pentingnya
etika,moral dan akhlak. Akhlak adalah hal terpenting dalam kehidupan manusia
karena akhlak mencakup segala pengertian tingkah laku,ta’biat,perangkai karakter
manusia yang baik maupun yang buruk dalam hubungannya dengan khaliq atau dengan
sesama makhluk. Rasullullah bersabda,” Sesungguhnya hamba yang paling dicintai
Allah ialah yang paling baik akhlaknya”.
Pada makalah
ini kami akan memaparkan pengertian secara umum tentang etika,moral dan akhlak.Namun
sebelum kamimemaparkan persoalan ini, kami akan menjelaskan terlebih dahulu
mengenai latar belakang dan tujuan pembuatan makalah ini.
1. Latar Belakang Pembuatan Makalah
Makalah ini kami
buat untuk bahan pembelajaran khususnya untuk kami dan umumnya bagi pembaca.
2. Tujuan Pembuatan Makalah
Di dalam makalah
ini diharapkan baik penyusun maupun pembaca dapat lebih memahami dan menerapkan
perihal etika,moral dan akhlak dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga baik
penyusun maupun pembaca dapat menjadi contoh yang baik bagi lingkungannya.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Etika
Menurut
Prof. Dr. Ahmad Amin, Etika yang berasal dari bahasa Yunani “Ethos”, yaitu
segala perbuatan yang timbul dari orang yang melakukan sesuatu dengan ikhtiar
dan sengaja, dan pada waktu melakukannya ia mengetahui apa yang ia perbuat.
Sedangkan
Menurut Abudin nata, etika adalah ilmu yang menjelaskan baik dan buruk dan
menerangkan apa yang seharusnya dilakukan manusia, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh
manusia di dalam perbuatan mereka dan menunjukkan
jalan untuk melakukan apa yang seharusnya diperbuat.
Dari definisi etika tersebut diatas, dapat segera
diketahui bahwa etika berhubungan dengan dua hal sebagai berikut :
1.
Dilihat dari segi sumbernya, etika bersumber pada
akal pikiran atau filsafat. Sebagai hasil pemikiran, maka etika tidak bersifat
mutlak, absolute dan tidak pula universal. Ia
terbatas,dapat berubah, memiliki kekurangan, kelebihan dan sebagainya.
2.
Dilihat dari
segi fungsinya, etika berfungsi sebagai penilai, penentu dan penetap terhadap
sesuatu perbuatan yang dilakukan oleh manusia, yaitu apakah perbuatan tersebut
akan dinilai baik, buruk, mulia, terhormat, hina dan sebagainya. Dengan demikian etika lebih berperan
sebagai konseptor terhadap sejumlah perilaku yang dilaksanakan oleh manusia.
B. Moral
Secara
etimologi moral berasal dari bahasa latin, mores yaitu jamak dari kata
mos berarti adat kebiasaan.
Abuddin
Nata megatakan bahwa moral merupakan suatu istilah yang digunakan untuk
menentukan batas-batas dari sifat, perangai, kehendak, pendapat, atau perbuatan
yang secara layak dapat dikatakan benar, salah baik atau
buruk.
Dapat dipahami bahwa moral merupakan
standar atau batasan terhadap aktivitas yang dilakukan seorang manusia dengan
nilai baik, buruk atau benar, salah. sehingga dalam kehidupan sehari-hari dapat
ditemui jika seseorang dikatakan bermoral, maka yang dimaksud adalah bahwa
orang itu tingkah lakunya baik, dan sesuai dengan tuntutan agama. Sebaliknya,
jika seseorang dikatakan tidak bermoral maka yang dimaksud adalah orang
tersebut bertingkah laku yang tidak baik (buruk) dan bertengan dengan ajaran
agama.
Hubungan Antara Etika dan Moral
Ada beberapa persamaan antara etika, moral dan susila
sebagai berikut:
1.
Etika
dan moral mengacu kepada
ajaran atau gambaran tentang perbuatan, tingkah laku, sifat, dan perangkai yang
baik.
2.
Etika
dan moral merupakan prinsip atau aturan hidup manusia untuk menakar martabat dan
harakat kemanusiaannya. Sebaliknya semakin rendah kualitas etika, moral dan
susila seseorang atau sekelompok orang, maka semakin rendah pula kualitas
kemanusiaannya.
3.
Etika
dan moral seseorang atau
sekelompok orang tidak semata-mata merupakan faktor keturunan yang bersifat
tetap, stastis, dan konstan, tetapi merupakan potensi positif yang dimiliki
setiap orang. Untuk pengembangan potensi positif tersebut diperlukan
pendidikan, pembiasaan, dan keteladanan, serta dukungan lingkungan, mulai dari
lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat secara terus menerus,
berkesinambungan, dengan tingkat konsistensi yang tinggi.
4.
Persamaan keduanya terletak pada
fungsi dan peran, yaitu menentukan hukum atau nilai dari suatu perbuatan
manusia untuk ditetapkan baik atau buruk.
• Secara rinci persamaan tersebut terdapat dalam tiga hal:
* Objek: yaitu perbuatan manusia
* Ukuran: yaitu baik dan buruk
* Tujuan: membentuk kepribadian manusia
• Secara rinci persamaan tersebut terdapat dalam tiga hal:
* Objek: yaitu perbuatan manusia
* Ukuran: yaitu baik dan buruk
* Tujuan: membentuk kepribadian manusia
Selain ada persamaan antara etika dan moral sebagaimana diuraikan di atas terdapat pula beberapa segi perbedaan yang
menjadi ciri khas masing-masing dari keempat istilah tersebut. Berikut ini
adalah uraian mengenai segi-segi perbedaan yang dimaksud:
·
Sumber atau acuan:
- Etika sumber acuannya adalah akal
- Moral sumbernya norma atau adat istiadat
- Etika sumber acuannya adalah akal
- Moral sumbernya norma atau adat istiadat
- Sifat Pemikiran:
- Etika bersifat teoritis
- Moral bersifat praktis
·
Pandangan mengenai tingkah laku:
-
Etika memandang tingka laku manusia secara umum
-
Moral dan susila memandang tingkah laku
manusia secara lokal atau khusus
C.Akhlak
Menurut Abuddin
Nata, akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan mendalam dan tanpa
pemikiran, namun perbuatan itu telah mendarah daging dan melekat dalam jiwa,
sehingga saat melakukan perbuatan tidak lagi memerlukan pertimbangan dan
pemikiran.
Menurut
Rahmat Djatnika, bahwa pengertian akhlak dapat dibedakan menjadi dua macam, di
antaranya menurut etimologi kata akhlak berasal dari bahasa Arab (ا خلا ق) bentuk jamak dari mufrodnya khuluq
(خلق), yang berarti budi pekerti. Sinonimnya
adalah etika dan moral. Etika berasal dari bahasa Latin, etos yang
berarti kebiasaan. Moral berasal dari bahasa Latin juga, mores yang juga
berarti kebiasaan. Sedangkan menurut terminolog, kata budi pekerti terdiri dari
kata “budi” dan “pekerti”. Budi adalah yang ada pada manusia, yang berhubungan
dengan kesadaran, yang didorong oleh pemikiran, rasio yang disebut karakter.
Pekerti adalah apa yang terlihat pada manusia, karena didorong oleh perasaan
hati yang disebut dengan behaviour. Jadi, budi pekerti merupakan
perpaduan dari hasil rasio dan rasa yang bermanifestasi pada karsa dan tingkah
laku manusia.
Perkembangan ilmu akhlak
1.
Sejarah Akhlak pada Fase Yunani
Perkembangan
ilmu akhlak pada bangsa Yunani baru terjadi setelah munculnya apa yang disebut
Sophisticians, yaitu orang-orang yang bijaksana (500-450 SM). Sedangkan sebelum
itu di kalangan bangsa Yunani tidak dijumpai pembicaraan mengenai akhlak,
karena pada masa itu perhatian mereka tercurah pada penyelidikannya mengenai
alam.
Dasar
yang digunakan para pemikir Yunani dalam membangun Ilmu akhlak adalah pemikiran
filsafat tentang manusia. Ini menunjukkan bahwa ilmu akhlak yang mereka bangun
lebih bersifat filosofis, yaitu filsafat yang bertumpu pada kajian secara
mendalam terhadap potensi kejiwaan yang terdapat dalam diri manusia atau
bersifat antropo-sentris, dan mengesankan bahwa masalah akhlak adalah sesuatu
yang fitri, yang akan ada dengan adanya manusia sendiri, dan hasil yang
didapatnya adalah ilmu akhlak yang berdasar pada logika murni.
Pandangan dan pemikiran filsafat yang
dikemukakan para filosof Yunani itu secara redaksional berbeda-beda, tetapi
substansi dan tujuannya sama, yaitu menyiapkan angkatan muda bangsa Yunani,
agar menjadi nasionalis yang baik, merdeka, dan mengetahui kewajiban mereka terhadap
tanah airnya.
2.
Sejarah Akhlak pada Bangsa Romawi (Abad pertengahan)
Kehidupan masyarakat Eropa di abad pertengahan
dikuasai oleh gereja. Pada waktu itu gereja berusaha memerangi filsafat Yunani
serta menentang penyiaran ilmu dan kebudayaan kuno. Gereja berkeyakinan bahwa
kenyataan “hakikat” telah diterima dari wahyu. Apa yang telah
diperintahkan oleh wahyu tentu benar adanya. Oleh kerana itu tidak ada artinya
lagi penggunaan akal dan pikiran untuk kegiatan penelitian. Mempergunakan filsafat
boleh saja asalkan tidak bertentangan dengan doktrin uang dikeluarkan oleh
gereja, atau memiliki perasaan dan menguatkan pendapat gereja. Diluar ketentuan
seperti itu penggunaan filsafat tidak diperkenankan.
Namun demikian sebagai dari kalangan gereja
ada yang mempergunakan pemikiran Plato, Aristoteles dan Stoics untuk memperkuat
ajaran gereja, dan mencocokkannya dengan akal. Filsafat yang menentang Agama
Nashrani dibuang jauh-jauh.
Dengan demikian ajaran akhlak yang lahir
di Eropa pada abad pertengahan itu adalah ajaran akhlak yang dibangun dari
perpaduan antara ajaran Yunani dan ajaran Nashrani. Diantara merka yang
termasyhur ialah Abelard, sorang ahli filsafat Perancis (1079-1142) dan Thomas
Aquinas, seorang ahli filsafat Agama berkebangsaan Italia (1226-1274).
Corak ajaran akhlak yang sifatnya perpaduan
antara pemikiran filsafat Yunani dan ajaran agama itu, nantinya akan dapat pula
dijumpai dalam ajaran akhlak yang terdapat dalam Islam sebagaimana terlihat
pada pemikiran aklhlak yang dikemukakan kaum Muktazilah
3. Akhlak Periode Abad Modern
Pada abad
pertengahan ke-15 mulailah ahli-ahli pengetahuan menghidup suburkan filsafat
Yunani kuno. Itali juga kemudian berkembang di seluruh Eropa. Kehidupan mereka
yang semula terikat pada dogma kristiani, khayal dan mitos mulai digeser dengan
memberikan peran yang lebih besar kepada kemampuan akal pikiran.
Di antara
masalah yang mereka kritik dan dilakukan pembaharuan adalah masalah
akhlak. Akhlak yang mereka bangun didasarkan pada penyelidikan menurut kenyataan
empiric dan tidak mengikuti gambaran-gambaran khayalan, dan hendak melahirkan
kekuatan yang ada pada manusia, dihubungkan dengan praktek hidup di dunia ini.
Pandangan baru ini menghasilkan perubahan dalam menilai keutamaan-keutamaan
kedermawanan umpamanya tidak mempunyai lagi nilai yang tinggi sebagaimana pada
abad-abad pertengahan, dan keadilan social menjadi di perolehnya pada masa yang
lampau. Selanjutnya pandangan akhlak mereka diarahkan pada perbaikan yang
bertujuan agar mereka menjadi anggota masyarakat yang mandiri.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Etika lebih merupakan ilmu pengetahuan yang
berhubungan dengan upaya menentukan perbuatan yang dilakukan manusia untuk
dikatan baik atau buruk. Perbuatan baik atau buruk dapat dikelompokkan kepada pemikiran
etika, karena berasal dari hasil berfikir. Dengan kata lain etika adalah aturan
atau pola tingkah laku yang dihasilkan oleh akal manusia.
Sedangkan
moral meski sering digunakan juga untuk menyebut akhlak atau etika tetapi
tekanannya pada sikap seseorang terhadap nilai baik-buruk, sehingga moral
sering dihubungkan dengan kesusilaan atau perilaku susila. Jika etika masih ada dalam tataran konsep maka moral sudah ada pada
tataran terapan.
Akhlak
merupakan dari bahasa arab, yaitu khuluk (budi pekerti). Dan dari istilah,
ialah sebagai ilmu, yaitu yang mempelajari perbuatan baik yang harus selalu
dilaksanakan dan perbuatan buruk yang harus ditinggalkan, baik terhadap Allah
maupun sesama makhluk
0 komentar:
Posting Komentar